Kultus individu dalam islam

Larangan Kultus Individu dalam Al-Qur’an

Pengertian Kultus Individu

Kultus individu adalah sikap mengagungkan seseorang secara berlebihan hingga menempatkannya seolah-olah sempurna dan tidak pernah salah. Dalam pandangan Islam, sikap ini berbahaya karena dapat menjerumuskan seseorang pada pengkultusan yang mendekati syirik. Al-Qur’an mengajarkan agar manusia hanya mengagungkan Allah SWT, bukan makhluk ciptaan-Nya, sebaik dan sehebat apa pun mereka.

Peringatan Al-Qur’an terhadap Pengkultusan

Al-Qur’an dengan tegas memperingatkan umat agar tidak berlebihan memuja manusia. Salah satu contohnya ada dalam Surah Al-Mā’idah ayat 72–75, di mana Allah mengecam kaum Nasrani yang mengangkat Nabi Isa sebagai tuhan:

“Sungguh telah kafir orang-orang yang berkata, ‘Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putra Maryam…’” (QS. Al-Mā’idah: 72)

“Al-Masih putra Maryam hanyalah seorang rasul; sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa rasul…” (QS. Al-Mā’idah: 75)

Ayat ini menunjukkan bahwa setinggi apa pun kedudukan seseorang, ia tetaplah manusia biasa yang tidak boleh disembah atau diagungkan berlebihan. Semua manusia, termasuk para nabi, hanyalah hamba Allah yang diberi tugas.

Nabi Muhammad SAW Melarang Pengkultusan

Selain ayat-ayat Al-Qur’an, Rasulullah SAW juga menegaskan larangan mengkultuskan dirinya. Beliau bersabda:

“Janganlah kalian berlebih-lebihan memujiku seperti kaum Nasrani memuji Isa putra Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah: Hamba Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhari)

Hadis ini menegaskan bahwa pengagungan berlebihan terhadap manusia, bahkan terhadap Rasul sekalipun, tidak dibenarkan dalam Islam. Rasulullah SAW ingin menanamkan kesadaran bahwa kemuliaan hanya milik Allah semata.

Bahaya Kultus Individu dalam Kehidupan Sosial

Kultus individu dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti menutup ruang kritik, menciptakan fanatisme buta, dan merusak nilai keadilan. Seseorang yang dikultuskan akan dianggap selalu benar, sehingga pengikutnya enggan berpikir kritis. Hal ini bertentangan dengan ajaran Al-Qur’an yang mendorong umat Islam untuk selalu menimbang segala sesuatu secara adil dan objektif.

Baca  Keterpaduan Al-Qur’an dan Hadis dalam Membangun Masyarakat Digital yang Berakhlak

Karena itu, setiap Muslim harus menjaga keseimbangan dalam menghormati tokoh atau pemimpin: menghargai jasa dan keutamaannya, namun tetap menyadari bahwa mereka manusia biasa yang bisa salah.

Menjaga Tauhid dengan Menolak Kultus Individu

Menolak kultus individu merupakan bagian dari menjaga kemurnian tauhid. Ketika seseorang hanya menempatkan Allah sebagai satu-satunya yang berhak diagungkan, ia akan terhindar dari sikap berlebih-lebihan kepada makhluk. Dengan begitu, keimanan tetap terjaga dan hubungan sosial pun berjalan sehat tanpa fanatisme yang membutakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *