Pendahuluan
Nabi Harun AS adalah salah satu nabi yang diutus Allah SWT untuk mendampingi saudaranya, Nabi Musa AS, dalam menyampaikan risalah kepada Bani Israil. Beliau dikenal sebagai sosok yang fasih berbicara, penuh hikmah, dan berakhlak mulia. Kehadiran Nabi Harun sangat penting dalam perjuangan dakwah menghadapi kekuasaan Fir’aun yang zalim.
Latar Belakang Nabi Harun AS
Nabi Harun AS adalah kakak kandung dari Nabi Musa AS. Sejak kecil, beliau dikenal memiliki tutur kata yang lembut dan pandai berdiplomasi. Ketika Allah mengangkat Nabi Musa sebagai rasul untuk membebaskan Bani Israil dari perbudakan Fir’aun, Musa memohon agar Harun dijadikan pendampingnya, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an (QS. Thaha: 29-32):
“Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku. Teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku.”
Permintaan itu pun dikabulkan oleh Allah SWT.
Peran Nabi Harun AS dalam Dakwah
Nabi Harun mendampingi Nabi Musa dalam menyampaikan dakwah kepada Fir’aun. Dengan kefasihannya, Harun mampu menyampaikan risalah dengan jelas dan tegas. Beliau juga membantu menenangkan Bani Israil ketika mereka merasa putus asa menghadapi tekanan Fir’aun.
Namun, ketika Nabi Musa pergi ke Bukit Thur untuk menerima wahyu, Nabi Harun menghadapi ujian berat. Sebagian Bani Israil tergoda menyembah patung anak sapi buatan Samiri. Nabi Harun telah mengingatkan mereka, tetapi sebagian besar tetap membangkang.
Ketika Musa kembali, beliau sempat menegur Harun karena kaumnya tersesat. Namun, Nabi Harun menjelaskan bahwa ia sudah berusaha keras mencegah mereka, hanya saja banyak yang tidak patuh. Allah SWT pun membenarkan kesungguhan Nabi Harun.
Wafat Nabi Harun AS
Nabi Harun wafat sebelum Nabi Musa. Beliau dimakamkan di daerah perbukitan dekat Tanah Kanaan. Kaum Muslimin meyakini bahwa beliau meninggal dalam keadaan mulia, tetap teguh sebagai nabi yang taat kepada Allah SWT.
Hikmah dari Kisah Nabi Harun AS
Kisah Nabi Harun memberikan banyak pelajaran berharga, di antaranya:
-
Kefasihan dan kelembutan dalam berdakwah sangat penting.
-
Persaudaraan yang kuat dapat menjadi kekuatan dalam perjuangan.
-
Seorang pemimpin harus sabar menghadapi umatnya, meskipun mereka membangkang.
-
Allah selalu menilai ketulusan usaha, meskipun hasilnya tidak sesuai harapan.
Penutup
Nabi Harun AS adalah teladan tentang kelembutan, kebijaksanaan, dan kesetiaan dalam mendampingi saudaranya berdakwah. Kisahnya mengajarkan bahwa dalam perjuangan, kita perlu saling mendukung, bersabar, dan terus berpegang teguh pada ajaran Allah SWT.
