Keterpaduan Al-Qur’an dan Hadis dalam Membangun Masyarakat Digital yang Berakhlak

Keterpaduan Al-Qur’an dan Hadis dalam Membangun Masyarakat Digital yang Berakhlak

Pendahuluan

Kehidupan manusia saat ini tidak bisa dilepaskan dari dunia digital. Media sosial, internet, dan teknologi informasi telah menjadi bagian penting dari aktivitas sehari-hari. Namun, di balik kemudahan tersebut, muncul berbagai tantangan moral seperti penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan hilangnya batas etika dalam berkomunikasi. Dalam menghadapi tantangan ini, Al-Qur’an dan Hadis hadir sebagai pedoman hidup yang menuntun umat Islam agar mampu memanfaatkan teknologi dengan cara yang bijak dan berakhlak.

Al-Qur’an Sebagai Panduan Etika di Era Digital

Al-Qur’an tidak hanya berbicara tentang ibadah, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya. Nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan amanah sangat relevan untuk diterapkan dalam dunia digital. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan…” (QS. An-Nahl: 90)

Dalam konteks masyarakat digital, ayat ini menegaskan pentingnya keadilan dalam menyebarkan informasi dan kebaikan dalam berinteraksi di dunia maya. Setiap muslim hendaknya berhati-hati sebelum membagikan konten apa pun agar tidak menimbulkan fitnah atau merugikan orang lain. Selain itu, Al-Qur’an juga mengingatkan agar manusia tidak berkata tanpa ilmu, sebagaimana firman Allah:

“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.” (QS. Al-Isra’: 36)

Pesan ini sangat relevan dengan fenomena penyebaran informasi palsu dan opini tanpa dasar yang sering terjadi di media sosial.

Hadis Sebagai Teladan Akhlak dalam Komunikasi Digital

Hadis Rasulullah ﷺ memberikan contoh nyata tentang bagaimana beretika dalam berbicara, bersosialisasi, dan menyampaikan pesan. Rasulullah bersabda:

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menjadi prinsip utama bagi umat Islam dalam berinteraksi secara digital. Dalam dunia media sosial, komentar, pesan, dan unggahan adalah bentuk “perkataan” modern yang juga akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Maka, setiap kata yang ditulis seharusnya mengandung kebaikan, bukan kebencian.

Baca  Hadis yang Menjelaskan Keutamaan dalam Belajar dalam Islam

Selain itu, Nabi ﷺ juga mengajarkan sikap tawadhu’ (rendah hati) dan menghindari kesombongan, dua hal yang sering hilang di era digital karena banyak orang berlomba-lomba mencari pengakuan dan popularitas. Keteladanan beliau menunjukkan bahwa kehormatan sejati bukan diukur dari jumlah pengikut, tetapi dari ketulusan niat dan akhlak yang baik.

Keterpaduan Al-Qur’an dan Hadis dalam Membangun Akhlak Digital

Al-Qur’an dan Hadis memiliki hubungan yang saling melengkapi. Al-Qur’an memberikan prinsip-prinsip moral, sedangkan Hadis menjelaskan cara menerapkannya dalam kehidupan. Dalam konteks digital, keterpaduan keduanya membentuk kerangka etika islami yang mengatur cara berpikir, berbicara, dan bertindak di dunia maya.

Misalnya, Al-Qur’an menuntun agar umat Islam menyampaikan kebenaran dengan hikmah, sementara Hadis menegaskan pentingnya menjaga lisan dan hati. Keduanya mendorong terciptanya budaya digital yang penuh dengan kejujuran, tanggung jawab, dan kasih sayang. Jika nilai-nilai ini diterapkan, maka ruang digital akan menjadi tempat yang damai, edukatif, dan penuh manfaat.

Langkah Membangun Masyarakat Digital yang Berakhlak

Agar masyarakat digital dapat berakhlak baik, perlu ada langkah nyata yang berpijak pada nilai Al-Qur’an dan Hadis, antara lain:

  1. Menanamkan kesadaran spiritual sebelum menggunakan teknologi, agar setiap aktivitas digital bernilai ibadah.

  2. Mendidik generasi muda tentang etika bermedia, sesuai prinsip Islam.

  3. Menggunakan teknologi untuk dakwah dan kebaikan, bukan untuk menyebarkan kebencian.

  4. Menumbuhkan budaya literasi digital islami, yaitu kemampuan memilah informasi dengan hati-hati.

  5. Menjadikan media sosial sebagai sarana amar ma’ruf nahi munkar, bukan tempat permusuhan.

Kesimpulan

Al-Qur’an dan Hadis adalah pedoman utama bagi umat Islam di setiap zaman, termasuk di era digital modern. Keterpaduan keduanya membentuk dasar moral dan etika yang kuat untuk menciptakan masyarakat digital yang berakhlak mulia. Dengan memahami dan menerapkan ajaran Islam secara benar, dunia digital tidak akan menjadi tempat yang menjerumuskan, melainkan sarana untuk menyebarkan kebaikan dan memperkuat nilai kemanusiaan.

Baca  Keutamaan Surat Yusuf dalam Kehidupan Muslim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *