Al-Qur’an bukan hanya kitab petunjuk kehidupan spiritual, tetapi juga mengandung isyarat mengenai fenomena alam yang baru dibuktikan oleh sains modern. Hal ini menunjukkan bahwa wahyu Allah SWT senantiasa relevan sepanjang masa, sekaligus menjadi tanda kebenaran Al-Qur’an.
Salah satu contoh adalah penjelasan mengenai proses penciptaan manusia. Dalam QS. Al-Mu’minun: 12–14, Allah menerangkan tahapan penciptaan manusia dari setetes air mani, menjadi segumpal darah, kemudian segumpal daging, hingga terbentuk manusia sempurna. Penelitian embriologi modern membuktikan bahwa deskripsi ini sesuai dengan perkembangan janin dalam rahim.
Selain itu, Al-Qur’an juga menyebut tentang luasnya alam semesta. QS. Adz-Dzariyat: 47 menegaskan bahwa langit terus mengembang. Fakta ini baru dibuktikan ilmuwan abad ke-20 melalui teori Big Bang dan penemuan ekspansi galaksi.
Fenomena lain adalah perbedaan air laut yang tidak bercampur meski bertemu, sebagaimana disebut dalam QS. Ar-Rahman: 19–20. Penelitian kelautan modern membuktikan adanya “barrier” atau batas antara dua lautan dengan kadar garam berbeda.
Dengan berbagai contoh tersebut, jelaslah bahwa Al-Qur’an bukan sekadar kitab suci, melainkan juga sumber inspirasi ilmu pengetahuan. Ia memberikan isyarat agar manusia berpikir, meneliti, dan terus menggali rahasia ciptaan Allah SWT demi kemaslahatan hidup.






