Dalam Islam, ibadah adalah bentuk penghambaan seorang hamba kepada Allah SWT yang harus dilakukan sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Akan tetapi, di tengah masyarakat, masih banyak praktik ibadah yang tampak baik dan diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun tidak memiliki dasar syariat yang benar. Perbuatan seperti ini disebut bid’ah, yaitu menambah-nambah urusan agama yang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
1. Membaca Niat Sholat dengan Suara Keras
Banyak orang mengira bahwa membaca niat sholat dengan suara keras sebelum memulai sholat merupakan bagian dari ibadah. Padahal, Rasulullah SAW dan para sahabat tidak pernah melakukannya. Niat seharusnya cukup di dalam hati, karena Allah Maha Mengetahui apa yang terlintas di dalam dada. Selain itu, membaca niat dengan suara keras justru dapat mengganggu kekhusyukan orang lain yang sedang sholat.
2. Berdoa dan Berzikir dengan Cara Serempak
Berzikir setelah sholat memang dianjurkan dalam Islam. Namun, cara pelaksanaannya perlu diperhatikan. Rasulullah SAW berzikir dengan suara lembut yang hanya terdengar oleh dirinya sendiri, bukan dengan cara serempak dan dipimpin pengeras suara. Meskipun tampak kompak, cara seperti ini tidak pernah dicontohkan oleh Nabi. Oleh karena itu, sebaiknya kita berzikir secara pribadi sesuai dengan tuntunan sunnah.
3. Menetapkan Hari Tertentu untuk Ibadah Tanpa Dalil
Selanjutnya, sebagian masyarakat memiliki kebiasaan melakukan ibadah tertentu pada waktu atau tanggal khusus, seperti malam Nisfu Sya’ban, Maulid Nabi, atau malam 1 Muharram. Sayangnya, tidak ada dalil yang sahih yang menjelaskan adanya amalan khusus di hari-hari tersebut. Memang, niat mereka baik untuk memperbanyak ibadah, namun tanpa dasar dari Al-Qur’an dan hadis, amalan tersebut tidak bisa disebut sunnah. Sebaliknya, Islam sudah menetapkan waktu-waktu ibadah utama seperti Ramadhan, Jumat, dan dua hari raya.
4. Menyembelih Hewan untuk Menolak Bala
Ada pula kebiasaan sebagian masyarakat menyembelih hewan di tempat tertentu dengan tujuan menolak bala atau mencari berkah. Jika hal tersebut dilakukan bukan karena Allah, maka termasuk perbuatan yang dilarang, bahkan bisa menuju kesyirikan. Sebab, hanya Allah yang berhak disembah dan dimintai perlindungan. Selain itu, ibadah penyembelihan hanya sah jika diniatkan sebagai qurban, akikah, atau sedekah atas nama Allah semata.
5. Meminta Pertolongan kepada Orang yang Telah Meninggal
Terakhir, masih banyak orang yang berdoa atau meminta pertolongan melalui wali yang sudah meninggal dunia. Padahal, hal ini tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Tawassul memang diperbolehkan, tetapi hanya dengan amal saleh atau doa dari orang yang masih hidup. Meskipun niatnya baik, cara ini tidak sesuai dengan tauhid yang murni, karena hanya Allah yang mampu mengabulkan doa hamba-hamba-Nya.
Kesimpulan
Dari uraian di atas, kita dapat memahami bahwa tidak semua amalan yang tampak baik dibenarkan dalam Islam. Setiap ibadah harus memiliki dasar dari Al-Qur’an dan Sunnah, bukan sekadar mengikuti kebiasaan masyarakat. Oleh karena itu, marilah kita belajar dan memastikan setiap amalan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Sebagaimana sabda beliau:
“Barang siapa mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini sesuatu yang bukan darinya, maka ia tertolak.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Maka, meskipun niat beribadah itu baik, cara yang benar lebih utama. Dengan mengikuti petunjuk Rasulullah SAW, ibadah kita akan diterima dan membawa keberkahan, baik di dunia maupun di akhirat.






