Di era digital seperti sekarang, gaya hidup dan tantangan anak muda semakin dinamis. Mulai dari mobilitas tinggi, akses informasi yang sangat cepat, hingga banyaknya opini keagamaan yang berseliweran di media sosial. Tidak jarang, perbedaan dalam praktik ibadah membuat sebagian Muslim—terutama Generasi Z—bingung memilih mana yang harus diikuti.
Nah, di sinilah pentingnya memahami konsep fleksibel dalam bermazhab: tetap berpegang pada syariat, tetapi adaptif dalam menjalankan ibadah sesuai konteks dan kebutuhan.
Apa Itu Mazhab dan Kenapa Ada Perbedaan?
Mazhab adalah metode atau jalan pikir ulama dalam memahami dalil Al-Qur’an dan Hadis untuk mengeluarkan hukum syariat. Perbedaan metode tidak berarti pertentangan, tetapi bukti kayanya khazanah keilmuan Islam.
Contoh perbedaan yang kita temui sehari-hari:
-
Baca qunut atau tidak dalam salat Subuh
-
Cara menutup aurat dan model pakaian
-
Teknis akad dalam muamalah modern, seperti e-wallet dan fintech
Selama masih dalam ranah ijtihad ulama, semua itu sah dan diakui dalam Islam.
Generasi Z: Tantangan Baru, Solusi Syariat
Gen Z menghadapi situasi yang mungkin belum pernah dialami generasi sebelumnya:
-
Pekerjaan fleksibel (remote, freelancer)
-
Lingkungan global dan multikultural
-
Teknologi yang berkembang pesat
-
Paparan informasi dari berbagai madzhab tanpa filter
Di sinilah fleksibilitas bermazhab menjadi solusi. Selama masih dalam koridor ilmu, kita boleh mengambil pendapat mazhab yang lebih sesuai kondisi.
Fleksibel bukan berarti ikut-ikutan, tapi memilih pendapat yang kuat dalilnya dan tepat penerapannya.
Boleh Berpindah Mazhab?
Jawabannya: Boleh, asal tidak serampangan.
Prinsip yang perlu dijaga:
-
Belajar dari ulama atau guru yang tepercaya
-
Tidak berpindah hanya demi mencari yang paling mudah
-
Tujuan adalah menjaga maslahat, bukan untuk membenarkan hawa nafsu
-
Tetap menghormati pendapat ulama lain
Islam itu memudahkan, bukan menyulitkan. Allah memberi kelonggaran dalam hal-hal yang bisa berbeda.
Adaptif Tanpa Menanggalkan Adab
Fleksibilitas adalah sikap bijaksana, bukan bebas sesuka hati.
Dalam pilihan mazhab:
-
Jangan menyalahkan ibadah orang lain hanya karena berbeda
-
Tetap menjaga persaudaraan dan adab berdiskusi
-
Prioritaskan hikmah, akhlak, dan ukhuwah Islamiyah
Karena perbedaan fikih bukan alasan untuk saling menjatuhkan.
Mazhab sebagai Jalan Menuju Takwa
Tujuan akhir dari semua perbedaan ini tetap sama:
Mendekatkan diri kepada Allah dan menjalani hidup sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ
Gen Z bisa tampil modern, aktif di dunia digital, kreatif dalam berkarya, tanpa harus meninggalkan syariat. Justru dengan pemahaman yang baik, kita bisa menjadi generasi yang:
-
Berilmu
-
Berakhlak mulia
-
Siap menghadapi perubahan zaman
Kesimpulan
Menjadi fleksibel dalam bermazhab bukan berarti longgar terhadap syariat, tapi cerdas memahami hukum Allah sesuai konteks kehidupan. Dengan tetap memegang adab, ilmu, dan akidah yang kuat—Generasi Z dapat menjadi contoh bahwa:
✨ Islam itu relevan, adaptif, dan penuh kasih sayang di setiap zaman ✨






