Rasulullah SAW merupakan teladan sempurna dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam hal berbakti dan menghormati ibu. Dalam Islam, posisi ibu begitu mulia hingga disebutkan tiga kali lebih utama untuk dihormati dibanding ayah. Hal ini ditegaskan dalam sabda Rasulullah SAW ketika seorang sahabat bertanya, “Siapa yang paling berhak aku hormati?” Beliau menjawab, “Ibumu.” Ditanya lagi, “Lalu siapa?” Beliau menjawab, “Ibumu.” Ditanya untuk ketiga kalinya, “Lalu siapa?” Beliau tetap menjawab, “Ibumu.” Baru pada yang keempat Rasulullah menjawab, “Ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Akhlak Rasulullah dalam menghormati ibu tidak hanya berupa kata-kata, tetapi juga nyata dalam tindakan. Beliau selalu menunjukkan rasa hormat, kasih sayang, dan doa yang tulus kepada ibunya, Aminah binti Wahab, meskipun ibunya telah wafat ketika beliau masih kecil. Dalam sebuah riwayat disebutkan, Rasulullah SAW pernah menziarahi makam ibunya dan menangis hingga membuat orang-orang di sekitarnya ikut menangis. Hal itu menunjukkan betapa dalam cinta dan hormat beliau kepada sang ibu.
Selain itu, Rasulullah SAW juga menekankan kepada umatnya agar senantiasa berbuat baik kepada ibu selama hidupnya, bahkan setelah wafatnya. Bentuk berbakti yang diajarkan beliau antara lain dengan mendoakan ibu, menjaga silaturahmi dengan sahabat-sahabatnya, dan melanjutkan amal kebajikan yang pernah dilakukan oleh ibu semasa hidup.
Dari keteladanan tersebut, umat Islam diajak untuk selalu mengingat jasa ibu yang luar biasa. Ibu adalah sosok yang mengandung dengan susah payah, melahirkan dengan pengorbanan, dan membesarkan dengan penuh kasih sayang. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa keridaan Allah bergantung pada keridaan ibu, dan murka Allah bergantung pada murka ibu.
Dengan meneladani akhlak Rasulullah dalam menghormati ibu, seorang Muslim diharapkan mampu menumbuhkan rasa cinta, hormat, dan bakti kepada orang tua, terutama ibu. Itulah bentuk nyata keimanan yang tinggi dan akhlak mulia yang dicintai Allah SWT.






