Dalam ajaran Islam, suami memiliki kedudukan sebagai pemimpin keluarga (qawwam), namun kepemimpinan ini bukan berarti kekuasaan tanpa batas. Kepemimpinan suami harus dilandasi dengan kasih sayang, keadilan, dan tanggung jawab. Oleh karena itu, Islam juga menegaskan bahwa ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan suami kepada istrinya, karena dapat menimbulkan kedzaliman dan merusak keharmonisan rumah tangga.
Mengetahui batasan ini sangat penting agar suami tidak terjerumus dalam perilaku yang dibenci Allah SWT dan agar rumah tangga tetap berjalan dalam lindungan rahmat-Nya.
1. Tidak Boleh Bersikap Kasar atau Menyakiti Istri
Islam dengan tegas melarang suami untuk berlaku kasar terhadap istri, baik secara fisik, verbal, maupun emosional. Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi).
Tindakan memukul, membentak, atau mempermalukan istri merupakan perbuatan yang sangat dilarang. Rasulullah SAW sendiri tidak pernah memukul istrinya, bahkan dalam keadaan marah sekalipun. Oleh karena itu, suami hendaknya menahan amarah dan menyelesaikan masalah dengan cara yang lembut dan penuh hikmah.
2. Tidak Boleh Mengabaikan Nafkah
Memberikan nafkah adalah kewajiban yang diperintahkan langsung oleh Allah SWT. Suami yang menelantarkan istrinya dengan sengaja termasuk dalam kategori orang yang berdosa. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 233:
“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang patut.”
Menafkahi bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga perhatian, waktu, dan kasih sayang. Suami yang lalai dalam kewajiban ini berarti telah menyalahi amanah yang diberikan Allah SWT.
3. Tidak Boleh Merendahkan atau Menghina Istri
Islam sangat menekankan kehormatan seorang wanita. Oleh sebab itu, suami tidak boleh mempermalukan istri dengan ucapan yang kasar, ejekan, atau membanding-bandingkan dengan wanita lain. Rasulullah SAW menegaskan bahwa seorang mukmin tidak boleh membenci istrinya; jika ia tidak menyukai satu sifat, maka hendaklah melihat sisi baik lainnya (HR. Muslim).
Dengan demikian, suami hendaknya menjaga tutur kata dan selalu menghargai perasaan istrinya agar hubungan tetap dilandasi cinta dan saling hormat.
4. Tidak Boleh Mengabaikan Hak Istri dalam Hubungan Batin
Selain nafkah lahir, Islam juga mengatur hak istri dalam hubungan batin. Suami tidak boleh mengabaikan kebutuhan biologis istrinya tanpa alasan yang dibenarkan. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu, dan istrimu pun memiliki hak atasmu.” (HR. Bukhari).
Mengabaikan hak ini dapat menimbulkan ketegangan emosional dan keretakan rumah tangga. Oleh karena itu, suami perlu menjaga keseimbangan dalam memenuhi hak dan kewajiban terhadap istrinya.
5. Tidak Boleh Mengungkit Kebaikan yang Telah Diberikan
Salah satu akhlak tercela yang dilarang dalam Islam adalah manna’—yaitu mengungkit-ungkit pemberian. Suami yang sering mengingatkan istri atas kebaikan atau nafkah yang telah diberikan menunjukkan kurangnya ketulusan. Rasulullah SAW bersabda, “Tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat… salah satunya adalah orang yang mengungkit-ungkit pemberian.” (HR. Muslim).
Oleh karena itu, hendaknya suami memberi dengan ikhlas tanpa berharap imbalan selain ridha Allah SWT.
6. Tidak Boleh Mengabaikan Komunikasi dan Musyawarah
Menutup diri atau mengabaikan istri dalam pengambilan keputusan adalah sikap yang tidak dianjurkan. Islam mengajarkan pentingnya musyawarah dalam keluarga. Rasulullah SAW sendiri sering bermusyawarah dengan istri-istrinya, menunjukkan bahwa menghargai pendapat pasangan adalah bagian dari akhlak mulia.
Komunikasi yang sehat akan memperkuat hubungan, sedangkan sikap acuh dapat menimbulkan jarak emosional antara suami dan istri.
7. Tidak Boleh Membuka Aib dan Rahasia Rumah Tangga
Membuka rahasia rumah tangga, terlebih hal-hal pribadi antara suami dan istri, termasuk dosa besar. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya di antara manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah laki-laki yang berhubungan dengan istrinya lalu menyebarkan rahasianya.” (HR. Muslim).
Rahasia rumah tangga harus dijaga dengan baik, karena itu merupakan bentuk kehormatan dan kepercayaan yang tidak boleh dikhianati.
Kesimpulan
Suami yang beriman tidak hanya menunjukkan kasih sayang dengan ucapan, tetapi juga dengan perbuatan yang mencerminkan akhlak Rasulullah SAW. Menghindari perilaku kasar, tidak adil, dan menzalimi istri merupakan bagian dari ketaatan kepada Allah SWT.
Dengan menjauhi hal-hal yang dilarang ini, rumah tangga akan tumbuh dalam suasana cinta, saling menghormati, dan keberkahan yang melimpah.






